Selainbertujuan menyambut HUT RI, kegiatan itu juga dapat memperkuat tradisi itu sendiri agar generasi muda mengenalnya. Tirakatan di Jawa. Tirakatan adalah tradisi wajib yang biasa dilakukan setiap tanggal 16 Agustus malam. Acara ini biasanya dihadiri oleh para sesepuh dan pejabat desa, serta warga setempat. Malamini adalah malam tirakatan, tepatnya tanggal 16 agustus 2018, warga di kampung menyambutnya dengan doa bersama dan dihadiri oleh para tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh perempuan dan sejumlah warga. ContohUndangan Malam Tirakatan HUT RI - Pada kesempatan kali ini saya akan memberikan contoh undangan yang bertujuan untuk acara Malam Tirakatan Hut RI Hari Kemerdekaan di dusun condrowangsan yang tepatnya di Dusun Condrowangsan Potorono Banguntapan Bantul Yogyakarta 55196. WargaSurabaya menggelar malam Tirakatan/Foto: Esti Widiyana/detikcom. Surabaya -. Indonesia akan merayakan Hari Kemerdekaan ke-77 pada 17 Agustus 2022. Berikut sederet tradisi dalam merayakan HUT RI. 1. Sepakbola durian di Kebumen. Namanya tetap sepakbola meski tidak menggunakan bola sepak pada umumnya. Dalam tradisi ini, bola sepak diganti Tuhanyang Maha Esa yang telah memberikan nikmat yang tak terhingga besarnya, sehingga pada malam hari ini kita dapat berkumpul di tempat ini untuk mengikuti acara malam tirakatan HUT RI yang ke 68. Untuk yang selanjutnya, perkenankanlah kami menyampaikan susunan acara yang akan kita lalui bersama pada malam hari ini. 1. Pembukaan Sertaupacara yang digelar instansi dan sekolah jika kondisi sedang tidak pandemi. Pada malam hari tanggal 16 Agustus akan digelar doa bersama yang digelar seluruh elemen bangsa disebut Doa Malam TRIBUNJOGJACOM - Perayaan hari ulang tahun (HUT) kemerdekaan Republik Indonesia (RI) sudah semakin dekat. Apabila lingkungan tempat tinggal Anda mengadakan acara malam tirakatan 17 Agustus tahun TRIBUNJOGJACOM, KLATEN - Acara malam tirakatan HUT ke-76 Republik Indonesia ditiadakan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten, Jawa Tengah.. Peniadaan malam tirakatan untuk mencegah timbulnya kerumunan yang berpotensi jadi penularan COVID-19. "Untuk malam tirakatan kita juga tidak memperbolehkan baik tingkat kabupaten, kecamatan, desa maupun tingkat RT karena itu bisa menimbulkan kerumunan ZDGmA3O. - Seluruh masyarakat Indonesia akan memperingati Hari Ulang Tahun Indonesia atau HUT ke-77 RI pada 17 Agustus 2022 mendatang. Pada umumnya, sehari sebelum menjelang Hari Ulang Tahun Indonesia, masyarakat menggelar acara malam tirakatan 17 Agustus. Salah satu susunan acara pada malam tirakatan 17 Agustus yakni doa bersama. Doa bersama pada malam tirakatan 17 Agustus merupakan bentuk syukur bagi bangsa Indonesia yang genap berusia 77 tahun saat ini. Berikut bacaan doa untuk malam tirakatan 17 Agustus sebagaimana dikutip dari Bismillahirrahmanirrahim Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Alhamdulillahirabbil alamin wassalatu wassalamu ala Asrofil Anbiya wal mursalin wa ala alihi washobihi ajmain. Warhamnaa ma'ahum birohmatika ya arhamar rohimiin. Ya Allah, Tuhan Yang Maha Esa Kami seluruh bangsa Indonesia saat ini sedang bertafakur, memuji kebesaran-Mu memanjatkan do’a syukur kehadirat-Mu atas nikmat kemerdekaan yang telah Engkau anugerahkan kepada bangsa kami yang telah genap berusia 77 tahun. Untuk itu terimalah doa dan rasa syukur kami ini. Ya Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa Berkat rahmat dan Karunia-Mu serta semangat persatuan dan kesatuan yang aktif, bangsa kami berhasil mengusir penjajah dari bumi pertiwi Indonesia, oleh karena itu, Ya Allah, dengan kekuasaan Mu, berilah kekuatan kepada bangsa Indonesia untuk mampu mempertahankan dan mengisi kemerdekaan dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan. Ya Allah, Tuhan Yang Maha Bijaksana Semoga bangsa dan negara kami terhindar dari fitnah dan marabahaya, serta hindarkanlah kami dari permusuhan dan perpecahan. Berikanlah kesadaran bagi bangsa kami mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan. Serta kuatkanlah bangsa kami agar tetap bersatu padu. Bantulah kami untuk menjauhkan diri dari sifat iri dan dengki serta mementingkan diri sendiri yang menimbulkan perpecahan. Ya Allah, Tuhan Penentu Masa Depan Berilakanlah masa depan yang cerah bagi anak cucu kami. Jadikanlah generasi masa kini dan generasi mendatang sebagai generasi yang penuh Iman dan Taqwa, generasi yang hormat kepada orang tua dan menghargai jasa para pahlawan. Semoga kami dan anak cucu kami dapat membawa bangsa dan negara kami ke tingkat kemajuan dan keadilan yang kami cita-citakan, serta terciptanya masyarakat yang saling menghormati dan penuh kasih sayang. Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pengampun Kami memohon ampun atas dosa dan kesalahan kami serta dosa dan kesalahan para pemimpin kami. Para pahlawan dan syuhada’ yang telah berjuang merebut kemerdekaan dari penjajah. Terimalah doa permohonan kami. Putri Suasana Malam Tirakatan HUT RI ke-68 terasa lebih hikmat, dibanding malam tirakatan satu tahun yang lalu. Kalau saya lebih suka mengatakan lebih hikmat, sedangkan Ibu selalu mengatakann sepi. Sepinya karena pada malam tirakatan Bapak tidak di rumah, masih dalam perjalanan pulang. Haghaghag Sebenarnya saya juga sedih, tapi bukan karena Bapak. Melainkan karena tirakatan desa pada tahun ini, seluruh warga Desa tidak bisa berkumpul dalam satu tempat seperti tahun lalu. Ya, tahun lalu malam tirakatan diadakan di Balai Desa, sedangkan tahun ini malam tirakatan diadakan di RT masing-masing. Satu Desa yang terdiri dari tiga dusun jika dikumpulkan jadi satu memang sangatlah ramai. Namun upaya mengumpulkan satu per satu remaja sebagai perwakilan RT sekarang susah. Tahun lalu saya masih bisa urun banyak tenaga, mulai dari persiapan sampai puncak tirakatan. Tapi sekarang? Tidak bisa, banyak kegiatan wajib yang harus saya kerjakan, baik di sekolah maupun di les-lesan. Huft, keluhan, mengeluh, keluhan dan keluhan. Tutup! Berbagi tugas, itu hal yang terpenting pada suatu kegiatan. Setelah sound mini terpasang untuk Malam Tirakatan HUT RI ke-68, kami pun menyiapkan karpet gelaran deklit yang akan digunakan sebagai tempat duduk lesehan. Kemudian, aneka masakan alakadarnya keluar satu per satu. Ada lodeh buncis, mie, telor dadar, bihun, mendoan dll. Makanan sengaja dikeluarkan terlebih dahulu, supaya warga bisa duduk manis selama prosesi malam tirakatan berlangsung. Khosi dan Ica, Tilawatil Qur’anSusunan acara telah dibaca secara runtun oleh sdri. Ela. Malam Tirakatan HUT RI ke-68 diawali dengan pembukaan, kemudian pembacaan ayat suci Al-Qur’an yang dibacakan oleh sdri. Ica dan sdri. Khosi sebagai sari tilawahnya. Tak lupa dan merupakan suatu kewajiban pada prosesi Malam Tirakatan HUT RI ke-68 yaitu Menyanyikan Lagu Indonesia Raya. Dengan penuh semangat, kami menyanyikan lagu kebangsaan yang dipandu oleh sdri. Alfia. Suara kompak pada malam itu benar-benar membuat suasana menjadi tambah hidup dan kesunyian pun terpecahkan oleh semangat mereka. Ternyata Adik saya sudah besar. . . Sebelum menikmati makanan yang sudah tersaji, kami secara bersama-sama menirukan ikrar PANCASILA secara bersama-sama yang dipimpin oleh adik saya. Sebenarnya teks ini dibacakan oleh Bapak, tapi ya begitulah. Belum pulang, jadi diwakilkan anaknya. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan-sambutan. Terdapat dua sambutan pada Malam Tirakatan HUT RI ke-68, yaitu sambutan dari Ketua Remaja Garbenza dan Ketua RT. Ketua Garbenz, sdra. Sulasno memberi sedikit sambutan, yang intinya menyampaikan rasa bahagiaa bisa berkumpul bersama dan permintaan maaf atas segala kekurangan yang berkaitan dengan pelaksanaan Malam Tirakatan HUT RI ke-68. Demikian juga dengan Bapak Museri, sebagai Ketua RT beliau juga menyampaikan rasa bahagia dan mengucapkan terima kasih kepada remaja dan warga yang telah menghadiri tasyakuran atau tirakatan. Beliau juga menyampaikan beberapa hal yang berkaitan dengan semangat para pejuang bangsa, kilas balik perjuangan para pahlawan ketika berusaha untuk memerdeka-kan bangsa Indonesia tercinta. Semacam memberi motivasi kepada kami, khususnya para remaja, sebagai generasi penerus bangsa. Serbuuuuuuuuuuuuuu. . .Sambutan telah selesai, Bapak Museri sekaligus memimpin doa pada acara Malam Tirakatan HUT RI ke-68. Ketika doa selesai, secara serempak seluruh warga RT 01/II berebut makanan yang ada didepan mata. Seperti tidak pernah makan saja. Mungkin ada yang berucap seperti itu. Bukan berarti demikian, tapi ini merupakan suatu tradisi. Makan bersama, mengepung makanan yang ada pada malam tirakatan merupakan suatu barokah. Masakannya memang biasanya, tapi nikmatnya luar biasa. Simbok-simbok menikmati juga. . . Alhamdulillaah, akhirnya Malam Tirakatan HUT RI ke-68 berjalan dengan baik. Satu hal yang kurang oke, yaitu ada pada sound mini. Awalnya mengumpulkan remaja satu RT saja hampir pesimis. Takut mereka tidak mau berkumpul atau tidak mau diberi tugas untuk persiapan malam tirakatan ini. Beruntung sekali, saya mempunyai Ibu yang selalu memberi semangat dan selalu mendorong kegiatan-kegiatan kebersamaan semacam ini. Tentunya disertai dengan dukungan dan kekompakan teman-teman, para remaja dan warga RT 01/II juga. Anak kecil pun lahap. . . 😳 Tidak ada target dalam pengumpulan dana ini. Benar-benar sedapatnya dan seadanya. Hanya saja untuk uang, kami memaksimalkan Rp. Kepala Keluarga. Alhamdulillaah, puji syukur H-2 malam tirakatan panitia kecil yang tidak lain adalah para remaja RT 01 Rw II berhasil mengumpulkan uang Rp. dan beras jimpitan 12 kg. Acara tirakatan setahun sekali ini rutin dilakukan di Desa saya, seperti keharusan. Suasana Malam Tirakatan HUT RI ke-68 memang terasa lebih hikmat. Jika biasanya setelah prosesi tirakatan selesai dilanjutkan dengan dangdutan, maka tahun ini dilanjutkan dengan renungan di rumah masing-masing. Rasanya lebih adem, tentram dan tenang. MARI KITA JAGA STABILITAS POLITIK DAN PERTUMBUHAN EKONOMI KITA GUNA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT. MERDEKA! Post navigation Yogyakarta ANTARA News - Malam tirakatan memperingati kemerdekaan Republik Indonesia merupakan sebuah perenungan spiritual agar dapat menunaikan cita-cita dan semangat Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, kata Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X. "Merenung sesungguhnya adalah upaya mengakrabi lingkungan yang selalu berubah, memahami potensi diri seraya membuka peluang, mendalami kelemahan sambil mengukur tantangan dan hambatan untuk mencari solusi pemecahan agar tidak terseret oleh pusaran zaman yang berubah cepat," katanya di Yogyakarta, Selasa. Menurut dia pada malam tirakatan memperingati HUT Ke-66 Proklamasi Kemerdekaan RI, setelah 66 tahun merdeka, rakyat berhak bertanya buat apa kemerdekaan itu jika sekarang bangsa ini selalu terancam oleh perseteruan, konflik dan krisis kepercayaan yang berkepanjangan. "Padahal, untuk merdeka berapa banyak rakyat yang telah menjadi korban dan berapa banyak prajurit yang telah gugur, tidak terhitung banyaknya harta dan nyawa yang telah diserahkan," katanya. Ia mengatakan yang belum diserahkan saat ini adalah bagaimana menghormati dan menghargai kemerdekaan itu sendiri. Namun, jika semua kekurangan dan kelebihan itu diperhitungkan, bangsa ini terpaksa menundukan kepala bahwa potensi sumber daya alam dan semangat kreativitas rakyat belum dipimpin secara kompeten. "Neraca pemanfaatan sumber daya alam dan potensi rakyat yang tampaknya suram itu bukan alasan untuk menyerah, angkat tangan, dan mengikuti rangkaian kegiatan memperingati Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus hanya sebatas ritual," katanya. Menurut dia, tidak ada peluang bagi rakyat yang prihatin mengamati situasi kondisi bangsa dan negara untuk merenungkan apakah makna yang tersimpul dalam peristiwa amat bersejarah itu masih relevan dengan situasi yang dihadapi bangsa saat ini. "Apakah proklamasi kemerdekaan masih mampu menjadi sumber inspirasi yang mengangkat rakyat dari tekanan depresi melihat bangsa ini seperti terjerat dalam rawa persoalan. Kita mungkin tidak tergugah lagi betapa peristiwa proklamasi itu merupakan tonggak sejarah yang amat penting untuk mengangkat harkat bangsa sebagai bangsa merdeka," katanya. Ia mengatakan fakta sejarah itu kemudian menjadi kabur dan kehilangan makna. Hal itu karena setiap kali memperingati hari kemerdekaan hanya formalitas tanpa mengena tujuan didirikannya republik ini. "Oleh karena itu, alangkah naifnya jika kemerdekaan yang diraih dengan penuh pengorbanan dinodai perilaku tidak terpuji seperti korupsi, penyalahgunaan wewenang, penegakan keadilan yang tidak didapatkan orang kecil, dan perilaku menyimpang lainnya," kata Sultan. Malam tirakatan dihadiri sekitar 500 orang, terdiri atas unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Provinsi DIY, kepala satuan kerja perangkat daerah SKPD, pejabat eselon III dan IV di lingkungan Pemerintah Provinsi Pemprov DIY. Ruslan Burhani COPYRIGHT © ANTARA 2011